Stats

05 Juli 2011

Jumlah Perokok Terbanyak di Kalteng, Perokok Berat di Babel

Jumlah Perokok Terbanyak di Kalteng, Perokok Berat di Babel

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Your browser does not support iframes.



img
foto: ThinkstockJakarta, Jumlah warga Indonesia yang menghisap rokok mencapai 34,7 persen. Data Kementerian Kesehatan mencatat jumlah perokok paling banyak terdapat di Kalimantan Tengah, sementara konsumsi batang rokok per hari yang dikonsumsi paling banyak ada di Bangka Belitung.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 mengungkap populasi perokok di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 43,2 persen, tertinggi dibanding provinsi lain di Indonesia. Sementara populasi perokok paling rendah ada di Sulawesi Tenggara yakni 28,4 persen.

Sekitar 52,3 persen perokok di Indonesia menghisap 1-10 batang/hari. Sisanya, 41 persen menghisap 11-20 batang/hari, 4,7 persen menghisap 21-30 batang/hari dan hanya 2,1 persen yang sanggup menghabiskan lebih dari 31 batang/hari.

Berdasarkan jumlah perokok berat yang menghabiskan lebih dari 31 batang/hari, Bangka Belitung mengungguli provinsi lain dengan 16,2 persen. Provinsi ini juga menempati urutan kedua untuk jumlah perokok yang mengonsumsi 21-30 batang/hari dengan 8,5 persen, di bawah Aceh dengan 9,9 persen.

Perokok yang mengonsumsi lebih dari 31 batang/hari biasanya dikategorikan sebagai perokok berat. Dengan asumsi waktu istirahatnya 8 jam/hari, maka 31 batang rokok dihabiskan oleh seorang perokok berat dalam sisa waktu 16 jam atau rata-rata 1 batang/30 menit.

Kondisi ini cukup memprihatinkan bila dibandingkan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengatakan bahwa pada keluarga miskin, belanja terbesar ke-2 setelah beli beras adalah untuk membeli rokok. Bahkan dibandingkan untuk beli telur kaya protein, anggaran untuk rokok masih lebih besar.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof Dr Tjandra Yoga Aditama mengatakan rokok berhubungan dengan 25 jenis penyakit yang ada di tubuh manusia. Salah satunya yang sering dialami para perokok di Indonesia adalah asma bronkial.

"Fokus kebijakan diarahkan pada perlindungan masyarakat akibat konsumsi rokok dan asap rokok orang lain, terutama pada anak-anak dan remaja, pada perempuan dan kemiskinan akibat konsumsi rokok," tulis Tjandra Yoga dalam rilis yang diterima detikHealth, Senin (4/7/2011).

(up/ir)



View the Original article

0 komentar

Posting Komentar