Stats

04 Juli 2011

"Gen Kurus" Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

London (ANTARA News) - Orang bertubuh kurus sering membuat iri mereka yang badannya lebih berisi, tetapi bertubuh langsing tidak menjamin mereka sehat.

Daily Mail menyebutkan para peneliti sudah menemukan apa yang disebut sebagai "gen kurus", yang membantu mereka menjaga berat badan tetapi juga meningkatkan perkembangan diabetes dan penyakit jantung.

Kaitan itu khususnya kuat pada pria, berarti mereka yang berperut rata bisa tidak sesehat yang mereka pikir.

Para ilmuwan membandingkan kode genetik lebih dari 75.000 orang dengan rasio lemak hingga otot dalam tubuh mereka. Ini mengungkapkan gen yang sangat umum bernama IRS1 untuk dikaitkan dengan kurus.

Tetapi, sementara kita terbiasa mendengar manfaat kesehatan dari menjadi langsing, IRS1 tampak melawan kecenderungan itu.

Mereka yang bergen itu memiliki tingkat lemak darah berbahaya lebih tingi dan ditemukan lebih sulit memproses gula. Ini membuat mereka 20 persen berisiko lebih tinggi mengembangkan penyakit jantung dan diabetes tipe 2, bentuk yang berkembang pada mereka yang berusia paruh baya dan kadang disalahkan dalam obesitas.

Sebagaimana gen ini hanya terkait dengan tingkat lebih rendah lemak yang disimpan di bawah kulit, dikenal sebagai lemak subkutan, mungkin orang yang memiliki IRS1 menyimpannya di suatu tempat. Bila lemak terbungkus di sekitar jantung, hati atau organ lain itu bisa membawa pada kondisi yang mengancam nyawa.

Penelitian, itu dilaporkan dalam jurnal "Nature Genetics", yang melibatkan tim pada 72 institusi di sepuluh negara.

"Orang, khususnya para pria, dengan bentuk khusus dari gen lebih cenderung menjadi kurus dan untuk mengembangkan penyakit jantung dan diabetes tipe 2," kata pemimpin penelitian Dr Ruth Loos, MRC Epidemiology Unit di Cambridge.

"Dalam istilah sederhana, tidak hanya individu yang kelebihan berat badan yang bisa terpengaruh penyakit-penyakit ini, dan individu yang kurus tidak harus berasumsi bahwa mereka sehat berdasarkan penampilan mereka."

Dia menunjukkan bahwa pengaruhnya bisa lebih dibaca pada pria karena mereka menyimpan sedikit lemak daripada perempuan, dan bisa lebih sensitif untuk mengubah distribusinya.

"Penelitian akan memberi pandangan baru dalam kenapa tidak semua orang kurus sehat dan sebaliknya, kenapa tidak orang yang kelebihan berat badan berisiko penyakit metabolisme," kata profesor Nick Wareham, direktur unit itu.

Profesor Jeremy Pearson, dari British Heart Foundation, mengatakan:"Hasil ini mempertahankan gagasan bahwa itu tidak hanya seberapa gemuk anda, tetapi di mana anda meletakkan lemak itu yang khususnya penting bagi risiko jantung. Lemak yang disimpan di bagian dalam lebih buruk bagi anda daripada lemak yang disimpan di bawah kulit."
(ENY)



View the Original article

0 komentar

Posting Komentar