Stats

05 Juli 2011

Memaksakan Diri Masuk Kerja Saat Sakit Bisa Memicu Depresi

Memaksakan Diri Masuk Kerja Saat Sakit Bisa Memicu Depresi

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Your browser does not support iframes.



img
foto: ThinkstockJakarta, Karyawan yang tetap bekerja meski sedang sakit sering dianggap penuh semangat sehingga banyak mendapat pujian. Padahal untuk jangka panjang, perilaku yang disebut juga presenteeisme ini bisa memicu depresi dan mengurangi produktivitas.

Bukan itu saja, mengabaikan kebutuhan untuk beristirahat saat sedang sakit juga bisa meningkatkan risiko lain seperti kelelahan, migrain serta nyeri otot dan tulang. Bahkan pada beberapa oorang yang punya gangguan jantung, hal itu bisa memperburuk kondisinya.

Penelitian terbaru yang dimuat British Medical Journal mengungkap, 85 persen karyawan pernah memaksakan diri masuk kerja saat kondisi tubuhnya tidak fit, umumnya karena terserang flu. Sekitar 25 persen di antaranya terjadi dalam sebulan terakhir.

Dalam jangka pendek, karyawan tersebut akan mendapatkan pujian di lingkungan kerja atas semangatnya. Namun untuk jangka panjang, pujian itu bisa menjerumuskan seseorang pada keletihan fisik dan mental yang akhirnya justru menurunkan produktivitas.

Karyawan yang sering memaksakan diri biasanya melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan langsung, misalnya guru dan tenaga kesehatan. Selain faktor ingin mendapat pujian, rasa tanggung jawab kepada pasien dan murid-muridnya juga mendorong seseorang untuk mengabaikan sakitnya.

Dr Olubiyi Adesina, konsultan endokrinologi dari Federal Medical Center di Ogun State mengatakan bahwa stres saat bekerja sangat mempengaruhi daya tahan tubuh. Stres yang kronis bisa memicu depresi dan patah semangat (burnout) sekaligus memperburuk penyakitnya.

"Dalam kondisi stres, segala sesuatu bisa menjadi penyakit atau memperburuk penyakit," ungkap Dr Olubiyi seperti dikutip dari Tribune.com.ng, Senin (4/7/2011).

Keinginan untuk tetap bekerja saat kondisi fisik tidak memungkinkan sering disebut dengan istilah presenteeisme, kebalikan dari absenteeisme. Bagi perusahaan, presenteeisme sering memicu kerugian lebih besar dari absenteeisme karena stres justru mengurangi produktivitas.

(up/ir)



View the Original article

0 komentar

Posting Komentar